banner 728x250

Tak Ada Kasus Baru, Sumenep Selangkah Lagi dari Bebas Campak

Petugas kesehatan memberi imunisasi pada anak-anak di Sumenep sebagai upaya mencegah penularan campak.

SUMENEP, taneyan.id Upaya pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menekan penyebaran campak mulai menunjukkan hasil nyata. Tidak ada lagi temuan kasus baru di wilayah yang sebelumnya ditetapkan berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) tersebut.

Meskipun demikian, status KLB campak di Sumenep belum bisa dicabut sepenuhnya. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep masih menunggu berakhirnya masa inkubasi penyakit sebelum secara resmi mengajukan pencabutan status kepada Bupati.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, menjelaskan bahwa masa inkubasi campak berlangsung selama dua tahap, masing-masing berdurasi 21 hari. Tahap pertama dimulai sejak 27 September 2025 dan akan dilanjutkan ke tahap kedua setelahnya.

“Selama masa inkubasi ini kami terus memantau perkembangan situasi di lapangan. Jika hingga akhir tahap kedua tidak ada lagi kasus suspek baru, maka status KLB bisa kami ajukan untuk dicabut,” jelas Syamsuri.

Menurutnya, hingga kini kondisi penularan campak di Sumenep relatif terkendali. Sebagian besar pasien yang masih dirawat merupakan penderita lama yang mengalami komplikasi atau memiliki penyakit penyerta. “Mayoritas kini dirawat di rumah sakit, sedangkan di puskesmas sudah tidak ada penderita baru,” tambahnya.

Sejak awal status KLB ditetapkan, Pemkab Sumenep bergerak cepat melalui program Outbreak Response Immunization (ORI). Program imunisasi massal ini berlangsung dari 25 Agustus hingga 27 September 2025 dan berhasil menjangkau lebih dari 95 persen anak sasaran.

Capaian itu melampaui target minimal yang ditetapkan Kementerian Kesehatan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity). “Cakupan yang tinggi ini menjadi faktor penting dalam memutus rantai penularan,” terang Syamsuri.

Selain ORI, Dinkes P2KB Sumenep juga melanjutkan imunisasi rutin setiap bulan di seluruh puskesmas. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kekebalan anak-anak tetap terjaga dan tidak terjadi lonjakan kasus baru di kemudian hari.

Pihaknya juga masih mengintensifkan pemantauan mingguan melalui laporan dari rumah sakit dan puskesmas. Selain itu, tim kesehatan terus melakukan penyelidikan epidemiologi di lapangan guna mendeteksi potensi penularan baru sedini mungkin.

Sebelumnya, Kabupaten Sumenep sempat mencatat sekitar 2.900 anak terpapar campak sejak awal tahun. Beberapa di antaranya meninggal dunia, sehingga pemerintah menetapkan status KLB untuk mempercepat penanganan.

Kini, setelah lebih dari sebulan upaya intensif dilakukan, situasi berangsur membaik. Tidak adanya kasus baru menjadi sinyal positif bahwa Sumenep selangkah lagi menuju bebas campak sepenuhnya. Pemerintah daerah berharap keberhasilan ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran imunisasi di masyarakat. (mkt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *