SUMENEP, taneyan.id — Ada yang tetap ajek dan konsisten di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep: kedekatan organiknya dengan Nahdlatul Ulama.
Sebagai partai yang lahir dari rahim jam’iyah terbesar di negeri ini, hubungan keduanya kerap digambarkan sebagai tali yang tak putus. Meski terkadang diuji oleh dinamika politik yang naik turun.
Akhir pekan ini, komitmen itu kembali menemukan bentuk paling kasat mata. Menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) NU Sumenep yang akan digelar Minggu (7/12), Fraksi PKB DPRD Sumenep bergerak tanpa banyak seremoni.

Mereka menggelar “jung rojung”—patungan dalam tradisi Madura—untuk mendukung penuh perhelatan organisasi induk mereka.
Dari proses urunan itu, terkumpul dana Rp 12 juta. Ketua F-PKB DPRD Sumenep, Rasidi, menyerahkan langsung dukungan. Dan itu langsung diterima A. Quraysi, panitia Konfercab di kantor PCNU Sumenep Jumat (5/12) siang.
Serah-terima berlangsung sederhana, tapi memancarkan pesan yang ingin ditegaskan: PKB tidak sekadar hadir secara simbolik. Melainkan berdiri sebagai mitra yang menanggung kerja-kerja sosial dan organisatoris NU.
“Kami di F-PKB selalu konsisten dan komitmen mendukung kegiatan NU,” kata Rasidi, seusai penyerahan dukungan dana.
Anggota Komisi II itu menambahkan, segala bentuk kegiatan yang menguatkan struktur dan peran NU di masyarakat “pada dasarnya adalah memperkuat fondasi kultural PKB sendiri.”
Di tingkat arus bawah, hubungan itu bukan hanya perkara ideologis, tetapi juga emosional. Banyak kader PKB yang tumbuh dari kultur pesantren dan struktur ke-NU-an.
Apa yang mereka lakukan hari ini—jung rojung untuk Konfercab—bagi mereka bukan sekadar donasi. Akan tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada rumah besar yang memelihara identitas mereka.
PKB berharap Konfercab NU Sumenep mendatang mampu melahirkan perubahan positif bagi PCNU Sumenep. “Semoga agenda besar ini meneguhkan NU sebagai jangkar moral dan sosial masyarakat,” kata Rasidi.
Di tengah iklim politik yang sering menggerus batas antara simbol dan komitmen, langkah kecil namun konsisten seperti ini menjadi penanda: di Sumenep, relasi NU dan PKB masih berdetak kuat. Sehingga ia bertahan tidak hanya dalam slogan, tetapi juga dalam tindakan. (mkt)











