banner 728x250

Jalan Vital 4 Desa Dijebol PT Garam, Akses Ekonomi Warga Saronggi Lumpuh

Warga membangun jembatan darurat dari bambu di lokasi jalan vital yang dijebol di Saronggi.
Warga setempat bergotong royong membangun jembatan darurat dari bambu sebagai akses sementara di lokasi jalan yang dijebol di Kecamatan Saronggi. (ISTIMEWA)

SUMENEP, taneyan.id Jalan vital yang sering digunakan oleh warga dari empat desa di Kecamatan Saronggi dijebol oleh PT Garam sehingga membuat akses ekonomi warga lumpuh. Jalan tersebut selama ini menjadi jalur utama aktivitas pertanian dan peternakan masyarakat.

Empat desa yang warganya terdampak langsung akibat kejadian tersebut yakni Desa Nambakor, Desa Muangan, Desa Saronggi, dan Desa Langsar. Bahkan desa lain di sekitar wilayah itu juga terancam ikut merasakan dampaknya.

Jalan tersebut selama ini digunakan warga untuk mencari nafkah, seperti menuju sawah dan mencari pakan ternak. Jalur itu juga menjadi akses pengangkutan hasil pertanian seperti pisang dan jagung.

Warga menduga penjebolan jalan tersebut dilakukan secara sengaja oleh PT Garam. “Warga menilai ini dijebol dengan sengaja, tapi sampai sekarang belum ada penjelasan resmi dari pihak perusahaan,” ujar Ketua PABPDSI Kecamatan Saronggi, Abdul Kadir.

Tidak hanya jalan, warga juga menduga adanya penjebolan tanggul yang berdampak pada Kali Saroka. “Akibatnya air asin langsung masuk ke sungai dan dikhawatirkan merusak lahan pertanian,” katanya.

Kali Saroka merupakan sungai yang mengalir dari wilayah Kecamatan Lenteng hingga bermuara ke laut di Desa Tanjung. Sementara air asin tersebut bermula dari Sungai Jembatan Tambengan yang berada di perbatasan Desa Nambakor, Muangan, dan Saronggi.

Sebagai pengganti akses, di lokasi penjebolan dibuatkan jembatan sementara dari bambu-bambu. “Jembatan ini hanya darurat dan sangat berisiko untuk dilewati warga,” tutur Abdul Kadir.

“Jembatan dari bambu itu sangat berbahaya, apalagi kalau petani membawa hasil panen,” ujar Abdul Kadir saat menyampaikan informasi ini pada Selasa (02/12/2025). Ia menyebut warga terpaksa tetap melintas karena tidak ada jalur alternatif lain.

“Ini bukan sekadar jalan biasa, tapi akses utama masyarakat untuk mencari nafkah,” tegasnya. Ia menambahkan petani dan warga yang biasa mencari rumput kini sama-sama kesulitan akibat akses yang terputus.

Ia juga menyoroti masuknya air asin ke Kali Saroka yang dikhawatirkan merusak pertanian warga. “Kalau air asin terus masuk ke sungai, tanaman bisa mati dan sawah bisa rusak,” katanya.

Abdul Kadir juga menegaskan bahwa jalan yang dijebol tersebut merupakan hasil swadaya murni masyarakat. “Ini jalan dibangun dari patungan warga empat desa, jadi kerusakannya sangat melukai jerih payah masyarakat,” ujarnya.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera turun tangan menyikapi persoalan tersebut. Warga juga meminta PT Garam bertanggung jawab atas kerusakan akses jalan, jembatan darurat, dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. (adm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *