SUMENEP, taneyan .id – Penanganan banjir di wilayah Kota Sumenep tahun ini masih jauh dari maksimal. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) hanya melelang dua paket proyek yang berkaitan langsung dengan penanganan banjir.
Dua proyek itu antara lain normalisasi saluran pembuang di Gunggung dan normalisasi Sungai Anjuk. Masing-masing proyek hanya dialokasikan anggaran sekitar Rp 500 juta.
Kepala Dinas PUTR Sumenep Eri Susanto mengakui, pihaknya belum bisa menyusun program penanganan banjir secara menyeluruh. Hal itu diakui sabagai keterbatasan anggaran, terutama pasca kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah tahun ini.
“Sebenarnya perencanaan program sudah cukup banyak, tapi pelaksanaannya memang sangat bergantung pada ketersediaan anggaran. Kami sadar belum maksimal,” kata Eri kepada taneyan.id.
Kondisi ini mendapat sorotan dari DPRD Sumenep. Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Akhmadi Yasid dari Fraksi PKB, meminta Dinas PUTR untuk tidak pasrah pada keterbatasan anggaran daerah.
Politisi gawk itu menekankan pentingnya terobosan dan lobi ke pemerintah pusat agar penanganan banjir di Sumenep tidak stagnan dari tahun ke tahun.
“Persoalan banjir ini tidak bisa diselesaikan setengah hati. Harus ada kerja terpadu lintas sektor dan tidak bisa hanya mengandalkan APBD. Kalau memang serius, harus lobi ke pusat, jangan sekadar mengerjakan proyek yang penting terserap,” ujarnya.
Alumni Magister Hukum Unija itu juga mengingatkan agar setiap program penanganan banjir tidak hanya berorientasi pada proyek semata. Tapi benar-benar dirancang berdasarkan skema penanganan jangka panjang dan berkelanjutan.
Sementara itu, dua proyek yang sudah masuk tahap lelang ini diharapkan mampu memberikan dampak meskipun bersifat parsial. Lokasi Gunggung dan Sungai Anjuk memang menjadi titik vital ketika musim hujan tiba, terutama saat curah hujan tinggi melanda wilayah perkotaan.
Belum optimalnya intervensi anggaran tahun ini, publik menanti keseriusan Pemkab Sumenep dan instansi terkait. Penyelesaian masalah banjir secara sistemik, bukan sekadar proyek tahunan yang bersifat tambal sulam. (mkt)