banner 728x250

Laptop Chromebook Kemendikbud Jadi Sorotan: Efektivitas dan Isu Pengadaan

Ilustrasi laptop Chromebook dengan logo Kemendikbud dan simbol peringatan tentang efektivitas serta isu pengadaan, disertai ikon grafik dan belanja.
lustrasi menggambarkan sorotan publik terhadap pengadaan laptop Chromebook oleh Kemendikbud, termasuk isu efektivitas penggunaan dan transparansi proses pengadaan.

Sumenep, taneyan.id – Program pengadaan Chromebook oleh Kemendikbud untuk sekolah-sekolah kini menjadi sorotan publik. Isu harga mahal dan efektivitas perangkat jadi sorotan utama.

Program ini diluncurkan sejak 2021 oleh Menteri Nadiem Makarim. Tujuannya, mempercepat digitalisasi pendidikan di seluruh Indonesia.

Namun, banyak pihak mempertanyakan transparansi pengadaan. Harga Chromebook yang dibeli pemerintah dinilai tak sebanding dengan spesifikasinya.

Menurut Kompas.com, perangkat hanya dibekali RAM 4GB, memori 32GB, dan layar 11 inci. Sementara, harga di e-commerce jauh lebih rendah.

Penelusuran penulis menunjukkan harga pasaran mulai dari Rp1,3 juta (Lenovo) hingga Rp7,2 juta (Zyrex). Ini menimbulkan dugaan markup harga.

Dari 2019 hingga 2022, total anggaran pengadaan mencapai Rp9,9 triliun. Rinciannya Rp3,58 triliun (2020) dan Rp6,39 triliun (2021–2022), kata Bisnis.com.

Kejaksaan Agung, dilansir dari Tempo.co, telah memeriksa lima pejabat terkait kasus ini. Ditemukan pula perubahan kajian dari Windows ke Chromebook.

Masalah tak berhenti di situ. Uji coba di daerah tanpa internet menunjukkan perangkat tidak efektif untuk pembelajaran.

Guru pun mengaku minim pelatihan dalam mengoperasikan Chromebook. Akibatnya, banyak perangkat hanya menumpuk di sekolah.

KPK, seperti dikutip Kompas.com, mengimbau masyarakat ikut mengawasi proyek ini. Dugaan penyimpangan wajib dilaporkan segera.

Transformasi digital memang penting. Tapi tanpa transparansi dan evaluasi, tujuan mulia bisa jadi proyek sia-sia.(mkt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *