SUMENEP, taneyan.id – Pemerintah Desa Meddelan bersiap menyemarakkan HUT ke-80 Republik Indonesia dengan serangkaian kegiatan rakyat yang meriah dan melibatkan seluruh lapisan warga.
Acara bertajuk “Semarak Kemerdekaan” ini mencakup lomba-lomba tradisional, panggung hiburan, karnaval budaya, hingga jalan-jalan sehat.
Rangkaian kegiatan akan berlangsung mulai 16 hingga 24 Agustus 2025, dimulai dengan lomba tarik tambang setiap sore dan lomba karaoke pada malam hari selama empat hari berturut-turut.
Ajang ini terbuka untuk umum, menjadi wadah bagi warga untuk menyalurkan semangat kemerdekaan melalui kekompakan dan hiburan bersama.
Total hadiah jutaan rupiah disiapkan untuk para peserta terbaik dari masing-masing cabang lomba.
“Semangat kemerdekaan itu bukan hanya soal bendera dan upacara, tapi juga tentang kebahagiaan bersama rakyat,” ujar Moh. Haris, Kepala Desa Meddelan.
Ia berharap seluruh warga dapat merasakan kebersamaan dan antusiasme yang menyatukan dalam suasana kemerdekaan.
Puncak kemeriahan akan digelar pada 20 Agustus 2025, berupa karnaval budaya yang dimulai pukul 13.00 WIB di Lapangan Sepakat.
Karnaval ini akan menampilkan kekayaan budaya lokal lewat lima grup musik daul dan delapan formasi jeren serek.
Grup seni seperti Gong Mania, Lendhu Sagara, Purnama Alat, Poser Alam, dan Purnama Alam dijadwalkan memeriahkan parade tersebut.
Ketua TP PKK Desa Meddelan, Nur Fadilah, juga memberi dukungan penuh, terutama dalam mengajak kaum perempuan terlibat aktif.
“Saya berharap ibu-ibu dan remaja putri juga berani tampil. Momen ini milik semua, bukan hanya untuk laki-laki,” tuturnya.
Perayaan akan ditutup secara resmi pada 23 Agustus 2025 malam, dengan hiburan rakyat dan pengumuman pemenang lomba.
Sebagai penutup rangkaian, Jalan-Jalan Sehat (JJS) akan digelar pada 24 Agustus 2025 pagi, mengajak warga berkumpul dalam suasana santai dan sehat.
Pendaftaran lomba karaoke dan tarik tambang dapat dilakukan langsung di Balai Desa Meddelan atau melalui nomor panitia 0877 5536 5539.
Di Meddelan, kemerdekaan bukan sekadar seremoni, melainkan momen kebersamaan, hiburan, dan rasa syukur yang hidup dalam semangat warga desa. (mkt)