banner 728x250

“Berdua Kita Utuh”: Pameran Dua Perupa yang Menjadi Oase Seni Sumekar

SUMENEP, taneyan.id – Ruang lobi Hotel Suramadu Sumenep disulap menjadi galeri seni  hidup dan penuh makna. Dua perupa, Mantri Hotzu dan Tamar Saraseh, menghadirkan karya-karya terbaik mereka dalam pameran bertajuk “Berdua Kita Utuh”.

Pameran yang dibuka 14 Junj lalu ini menampilkan lebih dari 30 lukisan—sebuah kolaborasi batin yang mengeksplorasi tema persahabatan, cinta, luka, dan pemulihan. Gaya masing-masing perupa terlihat kontras namun saling melengkapi:

Mantri dengan ekspresionisme liar dan warna-warna berani, sementara Tamar mengusung pendekatan simbolik yang tenang dan meditatif.

“Pameran ini bukan hanya soal dua orang, tapi tentang bagaimana dua energi bisa saling menerima dan menyempurnakan. Kami ingin menunjukkan bahwa utuh itu bukan selalu sama, tapi saling mendukung,” ujar Mantri Hotzu saat ditemui taneyan.id Sabtu (14/5).

Mantri Hotzu, yang dikenal sebagai perupa urban dengan akar kritik sosial yang kuat, menghadirkan lukisan bertema tubuh, ruang, dan gejolak batin.

Salah satu karyanya yang mencuri perhatian berjudul “Di Antara Tembok dan Doa”, menggambarkan figur manusia terperangkap dalam ruang sempit dengan cahaya samar—sebuah metafora tentang keterbatasan dalam relasi.

Sebaliknya, Tamar menghadirkan karya seperti “Membasuh Angin” dan “Dada yang Penuh Bunga”, yang lebih kontemplatif. Lukisan-lukisannya menawarkan semacam ruang permenungan, penuh simbol seperti mata tertutup, kursi kosong, dan bayangan kabur.

Dipilihnya Hotel Suramadu sebagai lokasi pameran juga menjadi bentuk upaya membawa seni ke ruang-ruang publik non-galeri. Pemilik hotel menyatakan dukungan terhadap inisiatif ini sebagai bagian dari pengembangan ekosistem seni di Sumenep.

Pameran “Berdua Kita Utuh” berlangsung hingga 21 Juni 2025 dan terbuka untuk umum mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB setiap hari. Beberapa karya tersedia untuk dibeli, namun sebagian lainnya hanya ditampilkan sebagai arsip perjalanan seni kedua seniman.

Anggota DPRD Sumenep dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Akhmadi Yasid yang hadir menyaksikan pameran mengaku bangga. Alasannya, selain menjadi oase seni bagi perupa dan penikmat lukisan juga menjadi penanda geliat seni.

“Kita support pastinya, ini harus menjadi titik balik kesenian terutama seni lukis di Kota Sumekar,” singkatnya sambil lihat-lihat hasil karya dua perupa kondang itu. (ahy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *