SUMENEP, taneyan.id – DPRD Kabupaten Sumenep menilai pelaksanaan Madura Culture Festival (MCF) 2025 tidak efektif. Karena itu, dewan berencana menekan anggaran kegiatan serupa pada tahun 2026 mendatang.
Ketua Komisi IV DPRD Sumenep, Mulyadi, menyampaikan bahwa pihaknya sudah meminta penjelasan langsung dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar). Namun, menurutnya, output kegiatan MCF belum jelas.
“Ketika kami tanya waktu rapat di komisi ke Kadis Budporapar, outputnya tidak jelas. Oleh sebab itu kami evaluasi,” kata Mulyadi.
Mulyadi menegaskan, Komisi IV DPRD Sumenep sepakat untuk memperketat pembahasan anggaran MCF pada tahun 2026. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi ketidakseimbangan antara biaya dan manfaat.
“Anggarannya di tahun 2026 kami pres lagi, karena memang PAD-nya tidak jelas dari hasil kegiatan itu,” ujarnya.
Ia membeberkan, pada tahun 2025 ini pemerintah daerah menggelontorkan anggaran sebesar Rp310 juta untuk MCF. Namun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh hanya sekitar Rp4,9 juta.
“Anggaran besar, tapi PAD-nya kecil sekali. Karena itu, agar tidak terulang, anggaran 2026 harus dikurangi dan pembahasannya lebih ketat,” tambahnya.
DPRD menilai pengalokasian dana MCF perlu dibicarakan lebih serius di tingkat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (Timgar) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sumenep. Dengan begitu, keputusan anggaran dapat lebih objektif.
Menurut Mulyadi, evaluasi penting dilakukan agar kegiatan budaya tidak hanya berakhir pada seremoni. Festival seharusnya memberikan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
“Setiap program daerah harus mengutamakan efisiensi, akuntabilitas, serta manfaat nyata bagi pembangunan ekonomi lokal,” tegas politisi Partai Demokrat tersebut. (mkt)